Yuk Lebih Aware, Jangan Ada Penyakit Kusta diantara Kita!

 

Pic : KBR

Salam sehat semua!, semoga ditengah pandemi Covid 19 yang masih tinggi penyebarannya, masyarakat di dunia, khususnya Indonesia, dapat diberikan kesehatan dan wabah covid19 segera berlalu. Masih harus tetap dirumah aja, bukan tidak melakukan kegiatan apapun, seperti hari ini Tanggal 31 Mei 2021, mengikuti talkshow live melalui youtube Berita KBR yang diselenggarakan oleh Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia, Anda juga bisa menonton di 100 radio jaringan KBR di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua, dan 104.2 MSTri FM Jakarta, atau live streaming via website kbr.id dan youtube Berita KBR. Tema yang diangkat dalam talkshow hari ini adalah " Geliat Pemberantasan Kusta dan Pembangunan Inklusif  Disabilitas", dengan pembawa acara Ines Nirmala dan narasumber, Komarudin, S.Sos.M.Kes (Wasor Kusta Kab Bone) dan Dr. Rohman Budijanto SH.MH (Direktur Eksekutif The Jawa Pos Institute of Pro-otonomi-JPIP Lembaga Nirlaba Jawa Pos yang bergerak dibidang otonomi daerah).

Mengenal apa Itu Kusta?
Sudah tahu belum apa itu penyakit kusta? Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan dari bakteri Mycobacterium Leprae. Kusta atau lepra disebut juga penyakit Hansen atau Morbus Hansen. 
Ciri-ciri penyakit Kusta atau lepra diantaranya adalah rasa lemah atau mati rasa di tungkai dan kaki, kemudian diikuti timbulnya lesi pada kulit. Penyebab penyakit Kusta atau lepra disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat menyebar melalui percikan ludah atau dahak yang keluar saat batuk atau bersin.

Pic : tehmanis.id


Baru pertama kali mengikuti Talkshow mengenai penyakit kusta, banyak sekali pengetahuan yang didapat hari ini mengenai kusta. Indonesia masuk peringkat ketiga total kasus kusta terbesar di seluruh dunia. Menurunkan jumlah penyebaran penyakit kusta bukan hanya tugas pemerintah, masyarakat juga wajib membantu dengan cara hidup sehat dan mengenal apa itu penyakit kusta. Bukan tanpa usaha, tahun 2020 pemerintah menargetkan untuk memberantas kusta secara menyeluruh di Indonesia. Namun penularan hingga saat ini di tahun 2021 masih terjadi dengan temuan kasus baru masih stagnan sejak 10 tahun terakhir. Lebih lagi, di tengah pandemi Covid-19 mengakibatkan kampanye pencegahan dan pengendalian kusta di sejumlah daerah menjadi terhambat. Komarudin, S.Sos.M.Kes (Wasor Kusta Kab Bone) mengatakan "upaya deteksi dini penyakit kusta di masa pandemi Covid19 mengalami hambatan, hingga tidak boleh sering terjun langsung ke masyarakat khususnya dalam hal pengumpulan masa, akan tetapi program tetap harus berjalan, karena apabila penanganan dan penemuan kasus kusta dihentikan, maka dikhawatirkan penularan semakin meluas, kegiatan tetap dilakukan dengan metode Intensified Case Finding (ICF) melalui kader kesehatan atau bidan desa dengan tetap mematuhi protokol kesehatan".

Pic : tehmanis.id


Angka Penyebaran Kusta dimasa Pandemi Covid19 di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan
Angka temuan kasus penyakit kusta di Kabupaten Bone,Sulawesi Selatan menurun dimasa pandemi Covid19, karena banyak kegiatan penanganan penyakit kusta dibatasi, mengakibatkan penemuan kasus kusta menjadi berkurang, seperti info dari Komarudin, S.Sos.M.Kes (Wasor Kusta Kab Bone),"Situasi Kabupaten bone sebelum pandemi covid19 mengalami stagnan, 20 tahun terakhir pre eklamsi rata-rata 2,5 per 10.000 penduduk, tapi di masa pandemi covid 19, tahun 2020 pre eklamsi turun 1,7 per 10.000 penduduk, penurunan cukup signifikan. penyebab penurunan karena kegiatan yang direncanakan tidak semua dilakukan atau kegiatan dibatasi, yang mengakibatkan penemuan kasus berkurang".

Bagaimana Cara Penyembuhan Penyakit Kusta?
Penyakit Kusta bisa disembuhkan jika terdeteksi sejak dini agar tidak terjadi komplikasi, dengan cara melakukan pengobatan secara rutin selama 6 bulan untuk kusta kering dan kusta basah selama 12 bulan dan tetap menjaga kesehatan dengan rutin memeriksakan diri ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan fungsi syaraf dan merendam luka memakai wadah baskom, setelah itu bersihkan kikisan pinggir luka, dioles obat dan dibalut, kegiatan ini harus secara rutin dilakukan jika mengalami luka dikaki atau tangan. 

Pic : tehmanis.id

Rangkul Disabilitas Bersama-sama!
Banyak mantan penderita kusta yang menjadi penyandang disabilitas, wajib untuk semua pihak menjaga inklusif disabilitas meskipun dimasa pandemi, karena para penyandang disabilitas juga mempunyai kemampuan dan hak yang sama dalam bidang apapun, mereka juga bisa memajukan bangsa Indonesia. Menurut Dr. Rohman Budijanto SH.MH (Direktur Eksekutif The Jawa Pos Institute of Pro-otonomi-JPIP Lembaga Nirlaba Jawa Pos yang bergerak dibidang otonomi daerah), bahwa " dimasa pandemi Covid19 mempengaruhi semua sektor kehidupan, penanganan isu covid mencapai 80%, level inklusifitas dalam penanganan problem masyarakat berkurang seperti Kusta, TBC, HIV sangat berkurang perhatiannya, tidak bisa disalahkan karena memang dilarang kegiatan pengumpulan masyarakat, sedangkan pengumpulan masyarakat untuk Covid19 cukup diperhatikan dengan menyediakan APD, tes covid, sementara yang lain belum terfasilitasi, begitupun dengan perusahaan isu inklusifitas ini menjadi tersisihkan, karena banyak perusahaan mengalami down sizing (pengurangan karyawan), bahkan perusahaan tutup selama pandemi covid19, akhirnya akan dipilih siapa saja yang bisa survive, bahkan non difabel juga banyak yang mengalami pemutusan hubungan kerja". 

The Jawa Pos sejak sebelum undang-undang disabilitas diresmikan, The Jawa Pos sudah tidak membeda-bedakan dalam rekrutmen terhadap difabel atau non difabel, semua diukur dengan kompetensi pelamar kerja difabel atau nondifabel. Rekrutmen di The Jawa Pos tidak memandang kondisi fisik pelamar, yang terpenting bisa bekerja sesuai pos yang diinginkan, menurut Dr. Rohman Budijanto SH.MH (Direktur Eksekutif The Jawa Pos Institute of Pro-otonomi-JPIP Lembaga Nirlaba Jawa Pos yang bergerak dibidang otonomi daerah), "belum ada mantan penyakit Kusta yang melamar kerja di Jawa Pos", tapi banyak difabel yang bekerja di The Jawa Pos, seperti memperkerjakan difabel dengan kondisi satu mata sebagai layout koran, difabel bibir sumbing (cleft lip and palate) menjadi editor yang sangat kompeten, difabel mualaf (lahir tidak difabel, tetapi mengalami kecelakaan) kakinya tidak berfungsi tapi tangan berfungsi sebagai layout koran. Dimasa pandemi sebagian pekerja difabel masih bekerja, dan sebagian sudah pensiun. Cara rekrutmen tetap sama baik difabel dan non difabel. Masih banyak kesempatan kerja untuk para disabilitas seperti berjualan online, menjadi pembicara dalam seminar mengenai penyakit Kusta, yakinlah di mata Tuhan semua sama baik difabel atau non difabel, yang membedakan di mata Tuhan hanya iman dan takwa bukan kondisi fisik.Tetap jaga kesehatan dan semangat menjalani hidup ya!.

Pic : tehmanis.id


Program Kerja & Solusi Pemerintah Dalam Memberantas Kusta  di Masa Pandemi Covid19
program kerja pemerintah Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, dengan cara pemberian obat pencegahan kusta, pemerikasaan penderita kusta dan melakukan kegiatan survei atau pemeriksaan anak sekolah dan kampanye eliminsai kusta dan ICF melalui kader atau bidan desa. Solusi dalam memberantas kusta yang dilakukan dimasa pandemi Covid19 adalah mengajak masyarakat untuk bersama-sama mencegah penyebaran Covid19 dengan mematuhi protokol kesehatan, dan semangat kebersamaan dengan mengedepankan keselamatan bekerja dan ketepatan dalam bertindak, seperti slogan orang Bone, "ya tutup ya salam ya apa ya celaka, artinya siapa yang waspada dia akan selamat, siapa yang lalai dia akan celaka".


Anda bisa streaming youtube di Ruang Publik 

-salam sehat-




 

 

 


Comments

  1. Kita menganggap kusta sudah tidak ada di negara kita ternyata banyak juga ya. Stigma masyarakat terhadap OYMPK memang sangat memprihatikan. Semoga dengan banyaknya sosialisasi ini anggapan sebelah mata masyarakat bisa sedikit demi sedikit berkurang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes true sosialisasi penyakit Kusta harus terus dilakukan. Thankiuu Teh Okti

      Delete
  2. Edukasi seputar kusta ini harus terus dilakukan ya Kak
    Karena memang masih banyak yg gagal paham dan menaruh stigma terhadap para pengidap kusta.
    Semoga semuanya sehaattt!

    ReplyDelete
  3. Dulu sekali sempat ramai berita tentang kusta, setelah itu menghilang, aku pikir kasusnya sudah jauh berkurang. Eh ternyata tidak ya, justru Indonesia termasuk negara yang memiliki jasus kusta terbanyak hingga sekarang. Sedih juga ya. Semoga semua bisa lebih peduli tentang penyakit ini.

    ReplyDelete
  4. Aku auto googling dong gambar orang dengan penyakit kusta itu kek apa. Jujur aja belum pernah jumpa orang dengan kusta soalnyaa :((

    ReplyDelete
  5. bahaya juga yaa penyakit kusta ini, ciri-ciri nya saja mati rasa di tungkai dan kaki.
    Akibatnya bakal lumpuh ya gabisa jalan lagi, hmm bener harus jaga kesehatan dan kebersihan.

    ReplyDelete
  6. Salut pada perusahaan-perusahaan yang sudah membuka kesempatan bagi teman-teman disabilitas. Kereen! Semoga kelak aku juga bisa membuka lapangan kerja buat mereka... aamiin.

    ReplyDelete
  7. Masih banyak orang yang kurang pengetahuan tentang kusta.. Dan memang setauku juga masih banyak yang punya pandangan kurang baik bagi para penderita kusta..

    ReplyDelete
  8. Pentingnya kesehatan sehingga menjadi tugas pemerintah dlm memberikan edukasi kepada masyarakat, ini sangat bermanfaat sehingga pengetahuan mengenai kusta tdk lagi tabu masyarakat, kesehatan adalah nomor satu krn tanpa sehat kita akan tdk bisa hidup tenang

    ReplyDelete
  9. Edukasi seperti ini penting banget menurut daku, agar stigma negatif kusta bisa dihempaskan, dan masih bisa diobati juga kan ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Apartemen Apple 3 Condovilla Lebak Bulus Jakarta Selatan

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM MENDUKUNG THREE ENDS DI ERA TEKNOLOGI

Cara Mendapatkan Uang Dari Blog Ikuti 5 Langkah Ini